Di tengah masyarakat, masih banyak anggapan bahwa menikah harus dilaksanakan sesegera mungkin. Sebagai akibatnya, banyak yang melangsungkan pernikahan tanpa persiapan matang sebelumnya. Padahal, sebelum menikah, sebenarnya ada banyak hal yang harus dipersiapkan, mulai dari persiapan finansial, psikologis, komunikasi, hingga kesehatan. Persiapan kesehatan pun bukan hanya tentang masalah hubungan seks saja, tetapi mencakup juga perencanaan kehamilan hingga membangun keluarga kelak.

Pada bulan November 2020, Dokter Tanpa Stigma mengadakan seri kelas virtual untuk awam terkait Persiapan Kesehatan Premarital. Rangkaian kelas virtual ini terdiri atas Pemeriksaan Kesehatan Premarital (bersama dr. Jacqueline Rheinita Joan Piay dari Angsamerah Clinic), Vaksinasi Premarital (bersama dr. Airindya Bella dari Klinik Imuni), dan Perencanaan Keluarga dengan Kontrasepsi (bersama dr. Darrell Fernando, Sp.OG). Mengapa ketiga hal ini penting? Mari kita simak lebih lanjut!

Check-Up Kesehatan Premarital Demi Kebahagiaan Bersama

Sebelum menempuh bahtera pernikahan, sangat disarankan untuk melakukan health check-up. Pemeriksaan ini tentu saja bukan karena kita tidak mempercayai pasangan, tetapi sebagai bentuk perencanaan agar kita siap menempuh fase kehidupan selanjutnya. Yang dilakukan juga bukan hanya pemeriksaan terkait riwayat seksual saja, tetapi kesehatan secara umum, termasuk penyakit-penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes.

Tonton kelas lengkap dan paparan terkait pemeriksaan kesehatan lainnya di sini.

Ketika melakukan check-up, akan dilakukan pemeriksaan anamnesis (wawancara), dan pemeriksaan fisik seperti berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah. Selain itu, dilakukan juga pengisian kuesioner psikologi. Sebaiknya, setelah itu pemeriksaan dilanjutkan ke tahap konsultasi untuk bisa mendiskusikan macam-macam hal sebagai persiapan menapaki jenjang pernikahan kelak. Hal-hal yang akan didiskusikan selama konsultasi premarital antara lain:

  • Nilai-nilai, relasi dan komunikasi, serta ekspresi
  • Penyakit-penyakit yang dapat diturunkan atau ditularkan
  • Masalah infertilitas
  • Penilaian pemeriksaan lab yang diperlukan serta pembahasan hasil lab (tes standar darah dan urin, tes analisis kesuburan, dan tes IMS)

Dalam kelas virtual tersebut, dr. Jacqueline menyarankan konsultasi sebaiknya dilakukan bersama-sama oleh kedua calon pasutri, termasuk ketika melakukan pembacaan hasil; agar kedua pihak bisa saling berdiskusi saat itu juga, dibantu oleh konselor. Sementara itu, waktu yang paling ideal untuk melakukan premarital checkup disarankan sekitar 6 bulan sebelum menikah.

Vaksinasi Premarital Penting untuk Kedua Calon Pasutri, Bukan Hanya Perempuan

Di Indonesia, sudah ada program wajib vaksin tetanus untuk perempuan yang akan menikah. Hal ini memang penting untuk mencegah risiko terjadinya tetanus pada bayi setelah melahirkan. Akan tetapi, belum banyak orang yang mengetahui bahwa vaksinasi premarital bukan hanya tetanus saja, dan pemberian vaksin juga tidak hanya kepada perempuan saja. Jadi, penting bagi kedua pasangan untuk ikut berkonsultasi tentang vaksinasi.

Vaksinasi yang diberikan sebelum menikah biasanya antara lain vaksin MMR, tetanus, HPV, dan hepatitis B. Vaksin MMR dan tetanus ditargetkan untuk perempuan (sifatnya preventif terhadap infeksi saat dan pasca kehamilan), sementara HPV dan hepatitis B diberikan untuk kedua pasangan.

Tonton kelas lengkap termasuk jenis-jenis dan jadwal vaksinasi di sini.

Dalam kelas tersebut, dr. Bella menjelaskan bahwa vaksinasi premarital memiliki beberapa manfaat penting, antara lain mempersiapkan kehamilan, mempersiapkan proses persalinan, serta membangun kehidupan keluarga yang sehat dan optimal. Idealnya, proses vaksinasi sudah selesai sekitar satu bulan sebelum pernikahan dilangsungkan, agar perlindungan terhadap infeksi sudah siap jika perempuan langsung hamil setelah menikah kelak.

Baca Juga: Belajar Kontrasepsi Sejak Remaja: “Gak Bahaya Ta?”

Merencanakan Kontrasepsi Sejak Sebelum Menikah

Dalam kelas tersebut, dr. Darrell menjelaskan bahwa 45% dari semua kehamilan adalah kehamilan yang tidak direncanakan, dan di antara kasus KTD, pengguna kontrasepsi yang konsisten hanyalah 5%. Ini menunjukkan bahwa masih ada kesenjangan antara kebutuhan kontrasepsi dengan kenyataan di lapangan (unmet need). Beliau juga menjabarkan bahwa pengetahuan tentang kontrasepsi sebaiknya dipelajari oleh semua orang, baik yang sudah menikah maupun belum menikah, karena kontrasepsi bukan hanya tentang merencanakan kehamilan, tetapi juga merencanakan hidup.

Tonton kelas lengkap dan paparan tentang berbagai metode KB di sini.

Ada banyak metode kontrasepsi yang dapat dipilih, mulai dari yang alami, hormonal, non-hormonal, hingga sterilisasi. Sebelum metode kontrasepsi dipilih, klien harus menjalani konseling terlebih dahulu dengan tenaga medis, agar didapatkan hasil yang maksimal. Konseling juga sebaiknya tidak hanya diikuti oleh perempuan saja, tetapi keduanya (suami dan istri). Keuntungan konseling KB antara lain:

  • Klien memahami semua jenis metode KB, cara penggunaannya, efek sampingnya, serta pros and cons masing-masingnya
  • Klien dapat menyesuaikan dengan kondisi medis tertentu yang dimiliki (misalnya hipertensi, riwayat IMS, dan lain-lain)
  • Klien bisa membuat pilihan yang paling sesuai dengan kondisi dan rencana hidupnya setelah memahami edukasi yang didapat (informed choice)
  • Klien merasa nyaman dan puas atas layanan kesehatan yang didapat, juga mengurangi penyesalan di kemudian hari
  • Timbul rasa saling percaya antara klien dan tenaga kesehatan

Mempersiapkan diri menapaki jenjang pernikahan haruslah dipersiapkan dengan matang. Mempersiapkan pernikahan bukan hanya tentang memilih dekorasi resepsi, tetapi juga mempersiapkan kehidupan rumah-tangga kelak, termasuk mempersiapkan proses kehamilan, persalinan, hingga membangun keluarga yang berkualitas. Oleh karena itu, jauh-jauh hari sebelum menikah, persiapkanlah segalanya dengan matang, termasuk kesehatan.

Anda dapat membaca lebih lanjut tentang kompleksitas KB dan edukasinya dalam buku Bebaskan Kami Berkontrasepsi, Seri Gender dari Penerbit EA Books.

Tinggalkan komentar

Quote of the week

Hidup bisa jauh lebih mudah bagi perempuan seandainya kita berhenti menstigma, menghina, mempermalukan dan mulai menyisihkan ruang bergerak untuk mereka. (Bebaskan Kami Berkontrasepsi, EA Books)

Designed with WordPress