Masa remaja penuh dengan perubahan yang signifikan, baik fisik, emosional, maupun sosial. Pada tahap ini, remaja sering kali belum mampu mengenali dan mengelola emosi mereka dengan baik, yang dapat menyebabkan kebingungan dan stres. Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, remaja sangat membutuhkan dukungan dari semua pihak yang mengelilingi mereka. Dukungan sosial dari teman sebaya dapat membantu mereka merasa lebih dimengerti, diterima, dan mampu menghadapi berbagai masalah yang muncul selama masa-masa transisi ini.

Pada hari Sabtu, 1 Juni 2024, Komunitas Dokter Tanpa Stigma mengadakan event kesehatan mental bertajuk Generasi Sehat, Generasi Damai (GenSetDamai) bersama organisasi remaja Gereja HKBP Sudirman, Jakarta dengan tujuan untuk menguatkan kesehatan mental remaja. Kegiatan ini didukung oleh Indika Foundation di mana Komunitas Dokter Tanpa Stigma menjadi salah satu dari 70 komunitas yang berhasil mendapatkan Indika Foundation Impact Grant fase Grant Bibit. Sejumlah 42 remaja mengikuti program secara aktif dan mengikuti serangkaian binaan yang dimulai dengan bimbingan materi dari spesialis kedokteran jiwa, workshop self-care, dan sesi peer group support.

GenSetDamai diawali dengan kegiatan pre-event berupa FGD bersama para remaja untuk mendengarkan masalah dan tantangan yang relate dengan kehidupan mereka di sini.

Remaja dengan Masalah Kesehatan Mental Rentan Mengalami Stigma

Masa remaja adalah periode transisi dari masa kanak-kanak ke dewasa yang melibatkan banyak perubahan fisik, emosional, dan sosial. Kesehatan mental adalah bagian dari kesehatan secara general yang sangat dibutuhkan untuk mendukung individu, khususnya dalam menghadapi tantangan dan perubahan kehidupan, serta membantu dalam pembentukan identitas dan kemampuan interpersonal.

Beberapa remaja memiliki risiko lebih tinggi terhadap gangguan kesehatan mental karena dipengaruhi oleh kondisi kehidupan mereka, stigma, diskriminasi, atau kurangnya akses terhadap dukungan dan layanan berkualitas. Selain itu, remaja di kawasan perkotaan juga menghadapi masalah-masalah tertentu seperti pencemaran udara, kepadatan penduduk, dan lain sebagainya.

Kegiatan GenSetDamai diawali dengan seminar kesehatan mental dari dr. Isa Noor, Sp.KJ, dokter kejiwaan subspesialis psikiatri anak dan remaja yang membahas berbagai tantangan kesehatan jiwa pada remaja di perkotaan, bagaimana remaja bisa mengenali tanda-tanda awal gangguan kesehatan jiwa dan kapan remaja mulai perlu mencari bantuan.

Pengenalan Emosi Remaja Melalui Metode Roda Emosi

Kegiatan dilanjutkan dengan mini workshop tentang pengenalan emosi melalui metode roda emosi. Wheel of emotions atau roda emosi adalah sebuah diagram berbentuk lingkaran yang mengkategorikan berbagai macam emosi. Diagram ini biasanya memuat emosi dasar seperti kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan. Wheel of emotions juga dapat menunjukkan bagaimana emosi-emosi ini terhubung atau meningkat intensitasnya saat kita bergerak di sekitar lingkaran. Tool sederhana ini dapat membantu kita untuk memahami dan mengidentifikasi berbagai macam emosi yang kita rasakan.

Hal ini penting karena emosi memainkan peran penting dalam kehidupan kita, dan memahami emosi akan memungkinkan kita untuk bisa mengelola berbagai emosi yang kita rasakan dengan lebih baik. Bagi remaja, mempelajari roda emosi penting agar mereka dapat mengenali diri sendiri, yang kemudian diiringi solusi manajemen emosi serta teknik-teknik mengatasi stres dan menghadapi konflik, sehingga dapat menjaga kesehatan mental remaja secara keseluruhan.

Kelompok Dukungan Sebaya untuk Keterampilan Sosial dan Komunikasi

Dalam acara GenSetDamai, terdapat sesi peer group support atau kelompok dukungan sebaya sebagai suatu platform di mana remaja dapat saling berbagi pengalaman dan perasaan dalam lingkungan yang aman dan mendukung. Ini sangat penting mengingat remaja sering kali merasa lebih nyaman berbicara tentang masalah mereka dengan teman sebaya daripada dengan orang dewasa. Dalam kelompok ini, remaja pun dapat belajar bahwa mereka tidak sendiri dalam menghadapi tantangan, sehingga dapat mengurangi perasaan terisolasi.

Dalam FGD yang dilakukan sebelumnya, para remaja pun setuju bahwa dukungan dari teman sebaya adalah salah satu hal penting yang dapat dilaksanakan oleh remaja agar mereka bisa saling melindungi. Sebagai contoh, memberikan dukungan positif kepada teman yang mengalami masalah mental dengan cara menjadi pendengar yang baik, mendampingi teman, dan mengajak mereka melakukan kegiatan yang menyenangkan. Mengidentifikasi tanda-tanda gangguan kesehatan mental juga sangat penting. Dukungan dari lingkungan sekitar, termasuk teman dan keluarga, juga dapat membantu remaja dalam menghadapi masalah kesehatan mental mereka.

Kehidupan remaja sangat unik dan para remaja mengalami berbagai perubahan dalam fase transisi tersebut. Sebagai komunitas, masyarakat, keluarga, dan orangtua, bersama-sama kita harus melindungi remaja dari berbagai tekanan, mendorong kesejahteraan psikologis agar dapat menghadapi tantangan, dan memastikan akses terhadap layanan kesehatan mental. Dengan perlindungan dan dukungan yang tepat, diharapkan remaja dapat mengatasi berbagai tantangan dan berkembang dengan baik hingga masa dewasa.

Komunitas Dokter Tanpa Stigma mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Indika Foundation serta kerja sama dari organisasi remaja HKBP Sudirman atas terselenggaranya rangkaian acara ini dengan lancar. Kesiapan mental yang baik dibutuhkan oleh kita semua, terutama para remaja. Besar harapan kami agar terus ada kegiatan-kegiatan seperti ini sebagai dukungan untuk anak-anak muda yang tengah bersiap menyambut masa dewasa yang penuh dengan berbagai tantangan kehidupan.

Tinggalkan komentar

Quote of the week

Hidup bisa jauh lebih mudah bagi perempuan seandainya kita berhenti menstigma, menghina, mempermalukan dan mulai menyisihkan ruang bergerak untuk mereka. (Bebaskan Kami Berkontrasepsi, EA Books)

Designed with WordPress