Kesehatan mental remaja adalah aspek yang krusial dalam perkembangan individu pada masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Pada fase ini, remaja menghadapi berbagai tantangan yang melibatkan perubahan fisik, emosional, dan sosial yang signifikan. Namun, banyaknya tekanan yang datang dari sekolah, keluarga, media sosial, dan lingkungan sekitar, terkadang menjadikan usaha menjaga kesehatan mental menjadi cukup berat bagi banyak remaja.

Pada hari Sabtu, 1 Juni 2024, Komunitas Dokter Tanpa Stigma mengadakan kegiatan bertajuk Generasi Sehat, Generasi Damai (GenSetDamai) bersama para remaja di Gereja HKBP Sudirman, Jakarta. Rangkaian kegiatan ini diawali dengan FGD (forum group discussion) yang bertujuan untuk melakukan assessment kebutuhan kesehatan mental remaja yang dilakukan pada hari Minggu, 19 Mei 2024 secara daring.

Dari kegiatan FGD tersebut, Komunitas Dokter Tanpa Stigma menemukan ada banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh remaja, dari segi perubahan fisik, emosional, dan sosial. Remaja membutuhkan kesehatan mental yang baik untuk mendukung mereka menghadapi tantangan ini. Sayangnya, remaja merasa belum menemukan cara-cara yang ideal dan lingkungan yang kondusif dalam merawat kesehatan mental mereka, baik dari keluarga, guru atau pihak sekolah, maupun pendamping serta komunitas.

Masa Remaja sebagai Periode Unik dan Formatif

Masa remaja merupakan periode yang sangat unik dan formatif. Pada masa ini, remaja mengalami berbagai perubahan fisik, emosional, dan sosial yang signifikan. Paparan terhadap kemiskinan, pelecehan, atau kekerasan dapat membuat remaja sangat rentan terhadap masalah kesehatan mental. Remaja dengan kondisi kesehatan mental sering kali rentan terhadap pengucilan sosial, diskriminasi, dan stigma.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja antara lain tantangan hidup, tekanan untuk menyesuaikan diri dengan teman sebaya, dan eksplorasi identitas. Pengaruh media juga dapat memperburuk kesenjangan antara realitas kehidupan remaja dan aspirasi mereka terhadap masa depan. Kualitas kehidupan rumah tangga dan hubungan dengan teman sebaya juga memainkan peran penting dalam kesehatan mental remaja.

Photo by Helena Lopes on Pexels.com

Mendengarkan Uneg-Uneg Remaja Soal Kesehatan Mental

Banyak remaja berusaha berbagi pengalaman mereka dalam menghadapi masalah kesehatan mental, sehingga penting untuk mendorong mereka agar berani bersuara dan mengenali potensi diri mereka. Dalam prosesnya, remaja pun dapat saling mendukung dan merasa bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi masalah kesehatan mental. Dalam FGD tersebut, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan:

  1. Remaja secara umum sudah memahami pentingnya kesehatan mental, yang mencakup kesehatan emosional, kemampuan mengatur emosi, dan kesadaran akan potensi diri. Kesehatan mental berpengaruh pada kondisi fisik, termasuk daya tahan tubuh dan emosi. Para remaja juga sudah paham bahwa kesehatan mental yang baik bisa membantu memperbaiki kemampuan menjalani kehidupan sehari-hari, mengatasi tekanan, dan mencegah masalah serius lainnya seperti bunuh diri.
  2. Remaja mengidentifikasi berbagai faktor yang bisa mempengaruhi kesehatan mental, seperti tekanan akademik, pengaruh orangtua, media sosial, dan kurangnya pendampingan. Mereka juga menyadari bahwa masalah kesehatan mental mungkin ‘lebih terlihat’ dewasa ini karena kemajuan teknologi dan media sosial yang membuat segala informasi lebih mudah diakses.
  3. Pendapat remaja bervariasi tentang respons masyarakat terkait kesehatan jiwa. Ada yang merasa masyarakat masih meremehkan masalah ini, terutama pada remaja. Beberapa menyadari adanya stigma dan komentar negatif di media sosial yang mempengaruhi kesehatan mental. Namun, ada juga yang merasa lingkungan mereka cukup mendukung.

Pentingnya Support System untuk Remaja, Dimulai dari Keluarga Hingga Komunitas

Ketika menghadapi permasalahan psikologis, reaksi remaja bervariasi, mulai dari menangis, menarik diri, mendengarkan musik, tidur, hingga mencari kegiatan yang menenangkan. Ada juga mencoba untuk menyelesaikan tanggung jawab agar merasa lebih tenang, sementara yang lain mencari waktu dan ruang untuk diri sendiri. Akan tetapi, mayoritas remaja juga sepakat bahwa seseorang yang banyak berdiam diri belum tentu mengalami gangguan mental. Namun mereka merasa sulit membedakan antara orang yang berdiam diri karena ada masalah atau memang karakternya introvert saja.

Dalam mencari pertolongan masalah psikologis, beberapa remaja memilih untuk curhat kepada teman atau keluarga, sementara yang lain lebih memilih memendam sendiri. Ada juga yang mencari dukungan dari kelompok diskusi atau pemuka agama. Dalam hal ini, remaja dapat diberikan edukasi untuk mengakses tenaga profesional lainnya seperti konselor, psikolog, dan psikiater jika ada masalah mental serius.

Semua remaja setuju bahwa orang tua memiliki peran penting dalam kesehatan mental anak. Mereka melihat orangtua sebagai role model dan dukungan utama yang membantu anak dalam menjaga kesehatan mental. Para remaja berharap orangtua bisa memberikan dukungan yang baik, dekat, dan tidak menghakimi. Orangtua seharusnya dapat mengajarkan cara meredakan stres, memberikan kritik yang membangun, dan tidak langsung menyalahkan anak jika ada masalah tertentu. Ini dapat menjadi refleksi bagi para orangtua untuk memperbaiki komunikasi, memberikan dukungan, dan tidak menghakimi.

Photo by Caleb Oquendo on Pexels.com

Mental Health Promotion untuk Memperkuat Ketahanan Mental Remaja

Berdasarkan hasil diskusi yang sangat insightful tersebut, Komunitas Dokter Tanpa Stigma didukung oleh Indika Foundation mengadakan kegiatan GenSetDamai untuk membekali remaja dengan pengetahuan, keterampilan, dan pilihan-pilihan solusi bagi remaja dalam meregulasi emosi yang pada akhirnya memampukan mereka merawat kesehatan mental dalam menghadapi tantangan sehari-hari. Kegiatan ini terdiri atas seminar, pengenalan emosi, dan peer group support untuk membantu para remaja menghadapi masalah-masalah kehidupan mereka. Kami harapkan intervensi promosi kesehatan ini dapat memperkuat kapasitas individu dalam mengatur emosi dan membangun ketahanan mental dalam menghadapi situasi sulit.

Kesehatan mental remaja adalah topik yang sangat penting dan memerlukan perhatian khusus dari semua pihak. Dukungan yang tepat dari orang tua, lingkungan sekitar, dan akses terhadap layanan kesehatan mental, remaja dapat menghadapi tantangan mereka dengan lebih baik dan berkembang menjadi individu yang sehat secara fisik dan mental.

Baca artikel selanjutnya tentang serunya event kesehatan mental Komunitas Dokter Tanpa Stigma di sini!

Tinggalkan komentar

Quote of the week

Hidup bisa jauh lebih mudah bagi perempuan seandainya kita berhenti menstigma, menghina, mempermalukan dan mulai menyisihkan ruang bergerak untuk mereka. (Bebaskan Kami Berkontrasepsi, EA Books)

Designed with WordPress